welcome

Welcome Comments Pictures

Jumat, 23 November 2012

APA ITU INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT

1.INDIVIDU

        Manusia di takdirkan sebagai makhluk sosial dan makhluk individu,dimana saat manusia berperan sebagai makhluk individu yang memiliki suatu ciri khas yang dapat membedakan kita dengan orang lain dari ciri khas tersebut dapat diketahui melalui sifat dan karakteristiknya.
        Saat manusia berperan sebagai makhluk individu atau perseorangan berarti seseorang tersebut dikatakan hidup bersama makhluk individu lainnya. dan diartikan belum termasuk interaksi sosial dengan atau antar individu disekitarnya.

Contoh Kasus:

IBU HAMIL DAN ANAKNYA TEWAS KELAPARAN

         Entah karena situasi ekonomi negeri kita yang semakin buruk atau karena individualisme telah menyakitu bangsa kita. sebuah tragedi di makassar telah menyentak hati kita.
     
         Seorang ibu hamil bernama Dg basse (36), anak laki-laki bernama Fahril(4),dan bayi yang masih berada dalam kandungan Dg basse meninggal dunia karena kelaparan. Tiga anak lainnya masih bisa diselamatkan oleh warga. mereka adalah salma(9) dan Aco (3) yang kini dirawat di RS Haji Makassar. Sementara Bahar (7) dirawat keluarga.

         Kondisi Aco dan Salma sudah membaik, keduanya kini sudah bisa bermain. keduanya dilarikan ke RS Haji oleh tetangganya untuk mendapatkan perawatan. Dokter yang memeriksa keduanya mengatakan Aco dan Salma positif menderita gizi buruk.

         Kini Dg Basri membawa jasad istrinya yang sedang mengandung dan jasad anak laki-lakinya Fahril ke Bantaeng untuk dimakamkan. Sementara Bahar anak laki-lakinya yang lain diambil oleh keluarganya untuk dipelihara.

        Kusuma Wardani, ahli gizi Dinas Kesehatan Makassar, mengakui tewasnya Basse serta anaknya karena kelaparan sebagai preseden buruk. "Masalah kelaparan ini bukan hanya departemen kesehatan saja yang menanganinya, tetapi ada beberapa instansi terkait," kata dia. yang pasti, kondisi ini sangat ironis dengan predikat Sulawesi Selatan sebagai lumbung pangan.

OPINI:
        Sebagai manusia,kita jangan hanya menuding Pemerintah saja mengenai kasus ini,kita harus melihat juga para pemuka agama yang "High Class" dengan kemewahannya, naik Haji/Umroh berkali-kali tetapi kita melihat salah satu fakta di sekitar kita. masih banyak orang-orang yang kelaparan. banyak partai-partai yang mengaku berbasiskan agama bervisikan sosial untuk rakyat, ternyata terbukti "OMDO-OMSAR" alias Omong Doang dan Omong Besar. kita juga jangan bisa menyalahkan pemerintah, salahkan diri kita yang sudah menutup mata dan telinga dengan keadaan sekitar.


Sumber: 
 http://www.muhsinlabib.com/sosial-kemanusiaan/ibu-hamil-dan-anaknya-tewas-kelaparan-ekonomi-buruk-atau-individualisme 



2. KELUARGA

          Keluarga merupakan kumpulan dari individu berarti dalam keluarga tersebut telah terjalin suatu interaksi sosial dan berarti pula individu berperan sebagai makhluk sosial dimana di dalam hidupnya manusia membutuhkan orang lain dan tidak bisa hidup sendiri.

Contoh kasus 1:

PERMINTAAN MAAF KELUARGA PELAKU TAK TUNTASKANKASUS KEMATIAN ALAWY



Alawy Yusianto Putra (Foto: Repro)

JAKARTA - Keluarga Alawy Yusianto Putra, belum bisa menerima kehilangan siswa SMA 6, Bulungan, Jakarta Selatan itu. Permintaan maaf dari keluarga pembunuh Alawy sekalipun tidak lantas membuat permasalahan ini selesai begitu saja.

"Esensi minta maaf tidak mengurangi atau tidak berarti pula permasalah ini selesai," kata Kuasa Hukum keluarga Alawy, Ramdan Alamsyah, di Mapolres Jakarta Selatan, Senin (1/10/2012).

Menurutnya, permasalahan ini harus dituntaskan agar memberikan efek jera tidak hanya bagi pelaku saja tapi juga bagi semua orang yang punya niat serupa. "Supaya efek jera di masyarakat ini ada," kata dia.

Dia yakin sejak awal secara pribadi orang tua Alawy sudah memaafkan pelaku. Namun, bukan berarti proses hukum berhenti karena keluarga korban sudah memaafkan. "Secara hukum biarkan berjalan sesuai dengan koridornya," tegasnya.

Dia juga mengakui, ada upaya dari keluarga Fitra Ramadani, pelaku yang menusuk Alawy untuk bertemu secara langsung dengan keluarga korban. Namun, pertemuan tersebut belum menemui titik terang kemungkinan terlaksana atau tidak. "Komunikasi upaya untuk mempertemukan sudah ada dan kita menyambut baik. Kita tinggal tunggu momentum kapan pertemuan itu dilakukan," tukasnya.

Orang tua Alawy, Tauri Yusianto, menolak jika pertemuan dengan keluarga pelaku dilakukan di sekolah. Pasalnya dia menilai, sekolah adalah tempat menimba ilmu. "Kalau mau datang ke rumah saya. Tapi saya belum bisa jawab bisa memaafkan atau tidak. Karena perasaan saya selalu berubah-ubah," pungkasnya.


 Contoh kasus 2:

CEGAH BULLYING LEWAT PENDIDIKAN DALAM KELUARGA




JAKARTA- Aksi Bullying di dunia pendidikan kembali mencuat setelah sejumlah siswa SMA Don Bosco melakukan aksi bully terhadap juniornya. Tujuh orang siswa telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tersebut. Mengapa siswa SMA mudah melakukan aksi kekerasan?

Kenakalan remaja yang berbuntut tindakan kekerasan hingga tindakan kriminal itu dinilai sebagai kesalahan dalam pendidikan, terutama pendidikan yang ada pada keluarga. Hal itu disampaikan oleh tokoh agama Ustadz H. Abu Bakar Borgo kepada wartawan di Jakarta, Rabu(1/8/2012) malam.

Abu Bakar mengatakan, pendidikan di dalam keluarga sangat menentukan pembentukan karakter sang anak untuk pergaulan di masyarakat luas.  "Kekerasan itu ada karena didikannya yang kurang, yang paling pertama adalah keluarga. Perbaiki pendidikan di keluarga sehingga tidak menjadikan anak berbuat anarkis di luar sana," katanya.

Dia mencontohkan cara mendidik anak. Kata dia, orang tua yang kerap memberikan perlakuan lemah lembut tentu akan berimbas baik terhadap sang anak.  "Orang tua berbuat lemah lembut anaknya juga tentu akan menjadi lemah lembut," ucapnya.

Selain keluarga,  Abu Bakar menyebut perlu juga peningkatan pendidikan di sekolah dengan meningkatkan pendidikan moral dan akhlak guna mengurangi terjadinya kekerasan pada anak. Dia menilai dengan pemantapan akhlak, sang anak bisa mengurangi tindakan kekerasan.
(ugo)


OPINI:
     Mari kita ikhlaskan kuntum-kuntum bunga ini. Hidup harus berlanjut. Tapi pembunuh mempunyai hutang nyawa di dunia. Seorang anak SMA sudah layak bertanggung jawab atas pembunuhan yang dilakukannya.
Pihak sekolah harus memberi tahu kepada siswa-siswanya, berkelahi, bullying, itu tindak pidana dan hukumannya jelas: Penjara dan keluar dari sekolah. Cukup itu saja. Saya yakin tak ada lagi cerita menyayat hati seperti ini. 
       Secara sosiologis, bullying adalah wujud ketidakberimbangan kekuasaan. apa yang di maksud dengan kekuasaan adalah kemampuan mempengaruhi pihak lain untuk mengikuti apa yang diinginkan dan diperintahkan pihak tertentu. pihak yang memerintah adalah profil yang berkuasa. adapun yang hanya menjalankan perintah adalah pihak yang tidak berkuasa. Bullying serupa dengan aksi-aksi dalam kerajaan binatang. hukum yang diterapkan adalah siapa paling kuat maka dia boleh hidup.

        Bullying tidak hanya terjadi pada lingkup dasar dan menengah atau keluarga. di tempat kerja yang nyaman pun, dapat berlangsung. termasuk muncul melalui telepon seluler, dalam bentuk kiriman pesan singkat (SMS) yang memuat ancaman dan olok-olok,misalnya. bahkan dalam wilayah sosial yang bersifat virtual (internet),misalnya media sosial seperti facebook, twitter, dan e-mail, yang biasa disebut cyber bullying. semua ini menunjukkan bahwa tindakan itu mengikuti dinamika relasi sosial dan teknologi.
 Sumber:
 
 http://jakarta.okezone.com/read/2012/10/01/500/697458/permintaan-maaf-keluarga-pelaku-tak-tuntaskan-kasus-kematian-alawy
 http://jakarta.okezone.com/read/2012/08/02/500/672001/cegah-bullying-lewat-pendidikan-dalam-keluarga


3. MASYARAKAT 

         Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (semi terbuka), dimana sebagian besar antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa arab, musyarak. lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubbungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.


Contoh kasus 1:

SP3 KASUS KORUPSI LUKAI HATI MASYARAKAT

      JAKARTA -  Banyaknya pembatalan proses hukum bagi para koruptor dinilai telah melukai hati masyarakat. Seringkali kasus-kasus korupsi besar yang melibatkan sejumlah pejabat tinggi atau petinggi partai politik mandek di tengah jalan alias. Aparat penegak hukum seperti Kejaksaan Agung dinilai terlalu mudah mengeluarkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3)

Menurut Deklarator Komite Pengawas KPK, Neta S Pane, pembatalan proses hukum bagi para terduga korupsi merupakan hal yang cukup sensitif bagi masyarakat.

“Secara psikologis, Kejaksaaan Agung maupun aparat penegak hukum lainnya agak kesulitan mengusut kembali kasus-kasus korupsi lama" kata Neta saat dihubungi wartawan, Selasa (16/10/2012).

Neta mencontohkan kasus korupsi yang di-SP3 Kejaksaan Agung. "Pejabat tinggi seperti Marzuki Alie yang pernah tersangkut kasus saat ini  menjabat sebagai Ketua DPR dan tokoh partai penguasa. Masyarakat patut pesimis kasus ini bakal dilanjutkan secara serius. Kecuali jika para pegiat antikorupsi, LSM dan pers terus berteriak untuk menuntaskan kasus ini, mungkin Kejaksaan Agung mau membuka lagi,” kata Neta, saat dihubungi wartawan, Selasa (16/10/2012).

Apalagi, tambah Neta, Darmono yang kala itu menjabat sebagai Pejabat sementara (Pjs) Jaksa Agung, pernah menjanjikan akan mengevaluasi SP3 kasus sorupsi Semen Baturaja yang melibatkan Ketua DPR itu. Hal ini tentunya semakin menambah kecurigaan publik, yang menengarai adanya deal politis untuk mengganjal kasus ini.

Seperti diketahui, di penghujung 2011 yang lalu, Darmono pernah menjanjikan kepada publik untuk mengevaluasi SP3 yang pernah dikeluarkan instansinya atas kasus Semen Baturaja yang melibatkan Marzuki Alie.

Pernyataan petinggi Kejagung ini, menurut Neta S Pane, memang terkesan setengah hati dan absurd.

“Janji-janji Kejaksaan Agung itu memang seperti janji surga aja, ngawang-ngawang enggak jelas sampai sekarang. Publik seperti tidak menaruh harapan lagi terhadap Kejaksaan Agung. Mungkin kalau diambil KPK, atas desakan kuat dari masyarakat Sumsel, bisa jadi KPK mau mengambil alih kasus itu, meskipun sudah di-SP3,” tegasnya.


Contoh kasus 2:

PENGAMATAN: KPK SEGERA TUNTASKAN KASUS SIMULATOR SIM

Pimpinan KPK (Foto: Heru H/okezone)

 JAKARTA - Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti, mengatakan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) agar tidak larut dalam hal dukungan oleh masyarakat Indonesia.

"Mengingatkan agar KPK tidak larut dalam hal dukung mendukung, mereka baiknya mengelola dengan positif dukungan masyarakat yang luas ini untuk mengungkapkan kasus penyelewengan dana simulator polri ini setuntas-tuntasnya. Yakni mencari kemungkinan pelaku lain, baik ke samping ataupun ke atas sekalipun," ujar Ray, saat berbincang dengan Okezone, Senin (8/10/2012).

Menurutnya, melihat besarnya dana yang diselewengkan dan kerasnya perlawanan polisi, diduga bahwa kasus Simulator SIM tak akan berhenti hanya kepada Mantan Kakorlantas Irjen Djoko Susilo.

"Terlalu besar resiko yang diambil polisi untuk sekedar membela DS. Nampaknya ada yang ditutup-tutupi. Mudah-mudahan polemik ini tidak sampai menutupi kasus atau pelaku besarnya. Oleh karena itu, KPK di dorong untuk segera dan secepat mungkin menyidik kemungkinan adanya pelaku lain. Manfaatkan dukungan masyarakat ini untuk kerja-kerja yang lebih besar," tambahnya.

Energi besar dan dukungan masyarakat ini, kata dia, mestinya dikelola untuk membuka kebobrokan besar dilingkungan institusi kepolisian. Selain itu, Ray juga mengingatkan, kepada KPK bahwa energi masyarakat ini terbatas dan kalau tidak dikelola dengan baik lama-lama dukungan dari masyarakat akan menipis.

"Hentikan polemik lisan, segera ambil tindakan besar. Ingat bahwa DS tak sempat ditahan Jumat kemarin merupakan kesalahan yang syukurnya masih dapat dimaafkan masyarakat. Tapi jika terus menerus membual, lama-lama masyarakat akan pergi dan boleh juga akan berubah haluan," tuturnya.

Lebih lanjut, Ray meminta, kepada Polri jangan mempertaruhkan nama besar institusi kepolisian, hanya untuk membela oknum-oknum yang merontokkan tubuh Polri dari dalam.

"Reaksi masyarakat yang luas atas cara-cara polisi menunjukan sikap muak masyarakat terhadap institusi ini. Jangan sampai mereka menjadi korban buruk dari gelombang reformasi menuntut pemerintahan yang bersih. Polisi harus berubah," pungkasnya.




OPINI:
     Kasus simulator SIM menuai “bencana” karena berita terakhir dikabarkan Mabes Polri tidak memperpanjang masa tugas 20 penyidik di KPK dari 48 orang penyidik yang ditempatkan di KPK.

Jika dibandingkan dengan kasus korupsi yang sedang ditangani KPK, termasuk yang sulit pembuktiannya seperti kasus Century, Hambalang, pengadaan Alquran, kasus Banggar dan kasus lawas, BLBI ditambah dengan tekanan publik dan media dapat dipahami betapa sulitnya kondisi KPK termasuk pimpinannya saat ini.

 Kasus Simulator SIM merupakan bukti kegagalan fungsi koordinasi dan supervisi KPK terhadap kepolisian. Kegagalan ini terpulang kepada sikap kelima pimpinan KPK yang berasaskan kolektif kolegial dan sejatinya seharusnya memperhatikan bunyi asasasas yang tercantum dalam UU RI Nomor 28 Tahun 2009 tentang Penyelenggara Negara yang bersih dan bebas KKN.

dari contoh kasus diatas,ada pula 3 hambatan serius KPK dalam menyelesaikan kasus Simulator SIM:
  1. keberadaan MoU.
  2. kesepakatan penanganan barang bukti yang rentan terhadap ketidaksepakatan cara menanganinya.
  3. tidak di perpanjangnya masa tugas ke 20 penyidik polri di KPK.
Dalam konteks kemelut ini tentu menjadi perhatian kita nasib surat pemberitahuan dimulainya penyidikan (SPDP) bareskrim dalam kasus tersebut ke kejaksaan Agung.


Sumber:
 http://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat
 http://jogja.okezone.com/read/2012/10/16/339/704978/sp3-kasus-korupsi-lukai-hati-masyarakat
 http://news.okezone.com/read/2012/10/08/339/700509/pengamat-kpk-segera-tuntaskan-kasus-simulator-sim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar