welcome

Welcome Comments Pictures

Rabu, 03 Juli 2013

MANUSIA DAN HARAPAN


Manusia dan Harapan


           Harapan, harapan itu memang bersifat manusiawi dan dimiliki semua orang. Manusia tanpa harapan ? berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan , yaaa biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya.
Jika manusia mengingat bahwa kehidupan tidak hanya di dunia saja namun di akhirat juga,  maka memang sudah sewajarnya “ HARAPAN” manusia untuk hidup di kedua tempat tersebut bahagia. Dengan begitu manusia dapat menyelaraskan kehidupan antara dunia dan akhirat, dan selalu berharap bahwa hari esok lebih baik dari pada hari ini, namun kita harus sadar bahwa harapan tidak selamanya menjadi kenyataan.
Harapan itu biasanya sesuai dengan Pengetahuan, Pengalaman, Lingkungan hidup dan Kemampuan. Misalnya, Dwi seorang mahasiswa biasa saja yang selalu belajar dengan harapan di dalam ujian semester mendapat nilai A. nah Itu dilakukan dengan keyakinan bahwa akan terwujud apa yang diharapkan.
Selama masih hidup, semua orang selalu ada perasaan berharap, kadang kala seseorang yang gagal dalam meraih apa yang diharapkan akan menimbulkan ketidakseimbangan dalam hidupnya.

Ketidakseimbangan ini dapat berwujud dalam berbagai bentuk yang dapat memberikan beban mental pada diri sendiri, misalnya: Putus asa, selalu termenung, dan sebagainya. Sebaiknya kegagalan yang diperolehnya itu dianggap sebagai pengalaman, sehingga dirinya sadar untuk berusaha memperbaiki lebih lanjut.
Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Agar harapannya terwujud, maka selain berusaha dengan sungguh-sungguh kita sebagai manusia tidak boleh bosan berdoa, Hal ini disebabkan karena antara harapan dan kepercayaan tidak bisa dipisahkan. Karena harapan dan kepercayaan itu adalah bagian dari hidup manusia, Karena itu wajarlah kalau harapan itu banyak menimbulkan daya kreativitas seniman untuk menciptakan seni. Seperti halnya : seni musik, seni tari, seni lukis, dsb.
Tuhan adalah tumpuan segala harapan, Kepada-Nya kepercayaan diutamakan seutuhnya. Berhasil tidaknya suatu harapan itu tergantung dari usaha orang yang mempunyai harapan.
Semoga dengan terbahasnya masalah kehidupan manusia ini diharapkan kita semua terbuka hati dan pikiran, sehingga mempunyai penalaran, wawasan yang luas dan mendalam tentang  kehidupan manusia yang tertuang dalam hasil budaya.
                Dalam hidup di dunia, manusia dihadapkan pada persoalan yang beragam, baik itu masalah positif maupun negatif. Untuk itu manusia perlu belajar dari manusia lainnya untuk menghadapi persoalan hidup tersebut, baik secara formal maupun informal agar manusia memiliki kehidupan yang sejahtera . Kebutuhan manusia terbagi atas kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Ada yang dalam pandangan hidupnya hanya ingin memuaskan kehidupan duniawinya saja namun ada juga yang sebaliknya.  Dan manusia akan semakin sadar bahwa mereka akan mati. Dunia serba gemerlap hanya akan ditinggalkan dan akan hidup abadi di alam akhirat.
  • HARAPAN DAN CITA-CITA
                Cita-cita merupakan impian yang disertai dengan tindakan dan juga diberikan batas waktu, jadi jika kita bermimpi untuk menjadi seorang yang sukses, dokter, manager suatu perusahaan atau mungkin presiden, kita harus berusaha dengan sungguh-sungguh. Semua itu harus disertai dengan tindakan, bukan hanya berandai-andai saja, serta jangan lupa di berikan target waktu sehingga kita punya timeline kapan hal tersebut bisa diwujudkan.
                Dari kecil kita pasti dinasehati oleh orang tua, guru ataupun buku untuk menggantungkan cita-cita setinggi langit.


  • MEMAKNAI KEGAGALAN
              Kegagalan adalah bukti bahwa manusia memiliki keterbatasan dan kelemahan. Manusia hanya wajib berusaha tetapi tidak wajib untuk berhasil. Manusia boleh berencana, namun garis (takdir) kehidupan telah punya rencananya sendiri. Di sini, kegagalan dalam hidup mengajarkan satu hal kepada kita, bahwa kita manusia adalah makhluk yang jauh dari kesempurnaan. Yang sempurna hanyalah pemilik diri dan jiwa manusia, dialah Allah SWT.

Di saat kegagalan sebagai akhir dari usaha yang didapatkan, suasana yang menyelimuti diri adalah resah, kecewa, bahkan putus asa. Kondisi saat itu memerlukan tempat kita bersandar, nasihat yang memotivasi, dan kekuatan untuk bangkit kembali. Sehingga harapan-harapan baru muncul sebagai pemantik potensi yang kembali melahirkan aksi. 
Padahal janji Allah SWT terhadap insan yang senantiasa menjaga harapan telah dinyatakan. Allah SWT berfirman:

“Berharaplah kepada-Ku, niscaya Aku perkenankan harapanmu sekalian.” (QS. Almukmin: 60). Allah SWT akan mengabulkan harapan bagi siapa saja yang berharap hanya kepada-Nya (QS. Al Baqarah: 186).


  • Rencana Allah SWT lebih hebat
Apa yang diharapkan oleh seorang hamba boleh jadi hal itu sesuatu yang buruk baginya. Sebaliknya, apa yang tidak diharapkan boleh jadi itulah yang terbaik untuk kita.
Perhatikanlah firman Allah SWT yang mulia ini.

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ وَعَسَى أَن تَكْرَهُواْ شَيْئاً وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ وَعَسَى أَن تُحِبُّواْ شَيْئاً وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ وَاللّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu. Dan boleh jadi kamu mencintai sesuatu, padahal itu amat buruk bagimu. (Mengapa?) Allah maha mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. Albaqarah: 216).

Ayat ini mengajarkan kepada kita bahwa, rencana Allah SWT terhadap diri kita lebih hebat dari rencana yang kita buat. Oleh sebab itu, logis jika kita dilarang berhenti berharap karena hal itu tidak akan mendatangkan kebaikan apapun.

Ada di antara kita, bahkan boleh jadi kita pernah melakukannya. Mengeluh dan dengan tega  mengatakan: “Saya tidak memiliki apa-apa dan siapa-siapa lagi dalam hidup ini”.

Padahal, bumi masih gratis untuk kita pijak. Langit tidak dibayar memayungi kita. Oksigen masih tersedia untuk nafas kita. Angin masih kita rasakan hembusannya. Waktu masih tersisa untuk berkarya. Raga masih ada bukti kita nyata. Lalu, pantaskah kita mendustakan nikmat Allah SWT tanpa ada alasan? Allah SWT berulang kali mempertanyakan persoalan ini agar kita senantiasa bersyukur dan berpikir (perhatikan QS. Ar Rahman).


Sumber: Dari berbagai sumber